FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR

Belajar bukanlah suatu proses yang mekanistisk, tetapi dalam hal ini seluruh kepribadian individu yang belajar ikut aktif. Tinggi rendahnya tingkat keberhasilan seseorang dalam belajar banyak ditentukan oleh faktor yang mempengaruhinya.
Menurut Syah (2006) ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar secara umum, faktor-faktor tersebut dapat digolongkan atas :
1.    Faktor Internal Mahasiswa (Faktor dari dalam diri mahasiswa)
Faktor internal ini meliputi 2 aspek, yaitu aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) dan aspek psikologis (yang bersifat rohaniah).
A.    Aspek Fisiologis
Kondisi umum jasmaniah & tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh & sendi-sendinya dapat mempengaruhi semangat dan intensitas mahasiswa dalam mengikuti pelajaran. Untuk mempertahankan tonus jasmaniah agar tetap bugar, mahasiswa sangat dianjurkan mengkonsumsi makanan & minuman yang bergizi. Selain itu, siswa juga dianjurkan memilih pola istirahat dan olah raga ringan, sedapat mungkin terjadwal secara tetap & berkesinambungan. Kondisi organ tubuh mahasiswa yang sangat mempengaruhi kemampuan mahasiswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan.
Selain kondisi fisiologis umum, berfungsinya alat panca indera dengan baik merupakan syarat yang memungkinkan belajar itu berlangsung dengan baik. Dengan sistem pendidikan dewasa ini, diantara panca indera manusia yang paling memegang peranan penting dalam belajar adalah mata dan telinga. Hal ini penting karena sebagian besar hal yang dipelajari oleh manusia, dipelajarinya melalui penglihatan dan pendengaran.
B.    Aspek Psikologis
Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis. Oleh karena itu, semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar seseorang. Faktor psikologis sebagai faktor dari dalam tentu saja merupakan hal yang utama dalam menentukan intensitas belajar seorang anak. Dimana faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik, yaitu :
a.    Intelegensi
Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiki-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Sebagaimana diungkapkan oleh Syah (2006) bahwa intelegensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Akan tetapi, memang harus diakui bahwa peran otak dalam hubungannya dengan intelegensi manusia lebih menonjol daripada peran-peran anggota tubuh lainnya.
Intelegensi/kecerdasan merupakan faktor yang besar peranannya dalam menentukan berhasil/tidaknya mengikuti program pendidikan. Pada umumnya orang yang mempunyai taraf kecerdasan tinggi akan lebih baik prestasinya bila dibandingkan dengan orang yang mempunyai taraf kecerdasan yang sedang/rendah.
b.    Sikap Mahasiswa
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecendrungan untuk mereaksi/merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif (Syah, 2006) .
c.    Bakat Mahasiswa
Secara umum bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang (Chaplin, 1972; Reber, 1988 dalam Syah, 2006). Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing (Syah, 2006).
d.    Minat Mahasiswa
Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar mahasiswa, sebab minat itu sendiri adalah kecendrungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu (Syah, 2006).
Dalam konteks ini minat seseorang yang besar akan mempengaruhinya untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu tersebut secara terus-menerus. Pada situasi belajar mengajar di kampus, misalnya mahasiswa yang berminat terhadap suatu mata pelajaran tertentu akan cenderung untuk memusatkan perhatian secara terus-menerus selama belajar-mengajar berlangsung.
e.    Motivasi Mahasiswa
Pengertian dasar motivasi adalah keadaan internal organisme yang mendorong untuk berbuat sesuatu (Syah, 2006). Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah (Gleitmen, 1986 ; Reber, 1988 dalam Syah, 2006).
2.    Faktor Eksternal Mahasiswa (Faktor dari luar diri mahasiswa)
Yakni kondisi lingkungan di sekitar mahasiswa, yaitu terdiri atas :
A.    Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial yang mempengaruhi prestasi belajar meliputi lingkungan sosial di sekolah adalah para dosen, para staf administrasi, teman-teman sekelas. Selain itu yang termasuk lingkungan sosial mahasiswa adalah masyarakat, tetangga, teman-teman sepermainan di sekitar tempat tinggal mahasiswa, dan lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga mahasiswa itu sendiri.
B.    Lingkungan Non-Sosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non-sosial ialah gedung kampus, rumah tempat tinggal keluarga mahasiswa, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan mahasiswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar mahasiswa.
Proses belajar menurut Soeman (1983:28) dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain, stimulasi yang terdiri dari bahan dan metode belajar, serta faktor individual yang meliputi pengalaman, intelegensi, dan motivasi.
M. Surya (1979:39-40) mengemukakan pandangannya dalam menyikapi faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, antara lain terdiri dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis atau jasmani individu, baik yang bersifat bawaan/hereditas maupun yang diperoleh, misalnya penglihatan, pendengaran, struktur badan dan sebagainya. Faktor internal lain yaitu faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, yang terdiri dari faktor intelektif (faktor potensial, yaitu intelegensi dan bakat serta faktor actual yaitu kecakapan yang nyata, seperti prestasi). Faktor psikologis lain yaitu faktor non intelektif yaitu komponen kepribadian tertentu seperti sikap, minat, kebiasaan, kebutuhan, motivasi, konsep diri, penyesuaian diri, emosional dan sebagainya. Sedangkan faktor eksternal meliputi sosial, lingkungan keluarga, sekolah, teman, masyarakat, budaya, adat istiadat, ilmu pengetahuan dan teknologi, faktor lingkungan fisik contohnya fasilitas belajar di rumah, di sekolah, iklim dan faktor spiritual serta lingkungan keluarga. Faktor yang berasal dari dalam individu (internal), baik yang bersifat intelektual maupun non intelektual, mempunyai peranan penting dalam belajar. Karena belajar merupakan proses aktif, dimana individu tidak hanya menerima, tetapi dituntut pula untuk berolah fikir, rasa  untuk memperoleh, memahami dan menguasai materi yang dipelajarinya.
Secara global, menurut Muhibbin Syah (2001: 132-139) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat kita bedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1.    1.Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan jasmani dan rohani siswa. Yaitu: aspek fisiologis (jasmani, mata dan telinga) dan aspek psikologis (intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa).
2.    2.Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa. Yaitu: lingkungan sosial (keluarga, guru, masyarakat, teman) dan lingkungan non-sosial (rumah, sekolah, peralatan, alam).
3.    3.Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran, yang terdiri dari pendekatan tinggi, pendekatan sedang dan pendekatan rendah.
Category: