PROBLEM SOLVING

1.    Pengertian Problem Solving
Masalah adalah kesenjangan antara apa yang terjadi dengan segala hal dan apa yang seharusnya terjadi dengan hal-hal tersebut .Pemecahan masalah sering melibatkan hal-hal yang sudah terjadi .
Pemecahan masalah oleh Evans (1991) didenifikasikan sebagai suatu aktivitas yang berhubungan dengan pemilihan jalan keluar atau cara yang cocok bagi tindakan dan pengubahan kondisi sekarang (presen state) menuju kepada situasi yang diharapkan (future state / desire goal) (Makalah psikologi kognitif, 2003).
Penelitian problem solving banyak dilakukan oleh Psikolog Gestalt di Jerman .Gestalt memiliki pengertian “konvigurasi” atau pengorganisasian secara keseluruhan . Psikologi Gestalt memandang bahwa prilaku merupakan sistem organisasi . Persepsi tentang peristiwa tidak dilihat sebagai suatu seri elemen-elemen individual (tunggal), tetapi suatu konfigurasi keseluruhan yang membentuk peristiwa-peristiwa .
Menurut paham ini , masalah-masalah perceptual akan eksis bila stress dan katagangan terjadi sebagai hasil interaksi antara persepsi dan memori . Oleh karena itu ,waktu memikirkan suatu masalah lalu diuji dengan beberapa sudut pandang yang berbeda akan membawa pandangan yang benar melalui moment insight.
Karl Duncker (1945) mengungkapkan konsep functional fixed ,dimana terdapat kecendrungan untuk melihat suatu objek dari seringnya benda tersebut digunakan .Akibatnya tinbul kasulitan bila benda tersebut digunakan pada kondisi atau cara yang tidak lazim .Suatu nobjek atau ide hanya menjadi set fungsi .Biasanya istilah set diasosiasikan dengan pernyatan pikiran (kebiasaan / sikap) seseorang yang digunakan untuk memecahkan masalah . Tegasnya , set marupakan persiapan aktivis kognitif yang mendahului proses berpikir dan persepsi , sehingga dalam konteks tersebut , set kemungkinan dapat meningkatkan kualitas persepsi atau pemikiran seseorang daiam memaknai suatu stimulus (Slamet, 1999 : 1).
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Problem Solving adalah berpikir secara langsung yang berhubungan dengan sikap kearah penyelesaian masalah yang dihadapi, meliputi pembentukan respon-respon yang tepat.
2.    Faktor-faktor Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah dipengaruhi oleh faktor-faktor situasional dan personal. Faktor-faktor situasional terjadi , misalnya pada stimulus yang menimbulkan masalah , pada sifat-sifat masalah, sulit-muda, baru-lama, penting-kurang penting, melibatkan sedikit atau banyak masalah lain .
Faktor-faktor pemecahan masalah menurut Wolgaf Kohler antara lain :
1.    Motivasi
Motivasi yang rendah mengalihkan prehatian, sedangkan motivasi yang tinggi membatasi fleksibilitas .
2.    Kepercayaan dan sikap yang salah
Anggapan / asumsi yang salah dapat menyesatkan kita . Bila kita percaya bahwa kebahagiaan dapat diperoleh dengan kekayaan materiil, kita akan mengalami kersulitan atau sikap yang defensif (kurang percaya diri) akan cenderung menolak informasi baru , merasionalisasikan kekeliruan dan mempersukar penyelesaian .
3.    Kebiasan
Kecendrungan mempertahankan pola piker tertentu atau melihat masalah dari satu sisi saja atau kepercayaan yang berlebihan dan tanpa kritis pada pendapat otoritas, sehingga pemecahan masalah efisien .
4.    Emosi
Dalam menghadapi berbagai situasi kita tanpa sadar serimg terlibat secara emosional . Emosi mewarnai cara berpikir kita. Sebagai manusia yang utuh, kita tidak dapat mengesampingkan emosi . Resah, marah, dan cemassangat membatasi kemampuan kita dalam melihat masalah dengan jelas atau merumuskan kemungkinan pemecahan (Rahmat, 2001 : 73).
3.    Problem Solving Kegiatan Untuk Balita
a.    Anak-anak memiliki kecenderungan alami terhadap pembelajaran dan cukup mudah untuk mengajar mereka jika subjeknya disajikan secara kreatif.
b.    Ada beberapa kegiatan yang bahkan orangtua dapat mencoba dengan anak-anak mereka di rumah. Kunci untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sehat dari seorang anak adalah melalui pendidikan positif dan juga edukatif pelatihan.
c.    Anak-anak sangat banyak mampu memecahkan masalah jika disajikan kepada mereka dengan cara yang kreatif. Mereka mulai belajar dari usia dini 9 bulan dan kegiatan sesuai dengan usia mereka dapat disajikan. Sebagai contoh, jika Anda mendapatkan bayi berusia sembilan bulan tenggelam dalam bola dan kemudian bersembunyi di balik barikade blok, Anda telah menyampaikan masalah kepada mereka. Biarkan bayi mencari bola dengan baik mengeluarkan barikade atau menjangkau bola dari atasnya. Ada berbagai macam kegiatan di semua tahapan pembangunan seperti berjalan, berbicara dan tumbuh dewasa.
d.    Pada anak yang lebih tua, keterampilan pemecahan masalah dapat dikembangkan dengan membuat mereka memutuskan. Setiap kali mereka datang berlari kepada Anda untuk membantu, Anda dapat hadir dengan berbagai pilihan atau membuat mereka berpikir dengan cara yang logis untuk menemukan solusi. Anak-anak juga merasa diberdayakan ketika Anda melibatkan mereka dalam menyelesaikan masalah mereka sendiri dan juga memberikan mereka rasa kebanggaan yang merupakan ego positif.
Category: